Dalam sejarah para Nabi kita tahu bahwa ada suatu kejadian yang tidak ringan dan sepele diterima akal, namun bagi seorang muslim sejati akan memperringan dan sepele menerimanya. Karena sesuatu apapun yang tidak masuk akal, jikalau dikembalikan kepada kekuasaan Allah SWT dan kehendakNya, maka tiruana jadi masuk akal. Karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Karena itu dalam keadaan setidak ringan dan sepele apapun, mohonlah proteksi kepada Allah SWT. Jika Allah berkehendak, maka tiruana niscaya akan terjadi. Itulah yang terjadi knorma dan moral Nabi Musa di kejar-kejar tentara Fir’aun dan hingga pada lautan, beliaumemohon proteksi kepada Allah SWT dengan doa yang sangat mustajab yang juga diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Dengan doa itu Allah berkenan membelah lautan sebagai jalan bagi Nabi Musa untuk berlari.
Allah berfirman kepada Musa AS untuk memukul tongkatnya ke air laut. Namun sehabis tiga kali, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke maritim ternyata tidak ada reaksi sama sekali. Nabi Musa pun berseru “Maha suci Engkau ya Allah….sesungguhnya fir’aun telah erat untuk membunuh kami” Dan tiba tiba Malaikat Jibril tiba dan berkata : ‘Wahai Musa sebelum engkau memukulkan tongkat itu ke laut, maka berdo’a lah engkau dengan kalimat :
الّلهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَأَنْتَ الْمُسْتَعَاُن وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِ الْعَظِيْمِ
”ALLAHUMMA LAKAL HAMDU WA ILAIKAL MUSYTAKAA WA ANTAL MUSTA’AN WA LAA HAULA WA LAA QUWATA ILLA BILLAHIL ALIYIL ADHIIM”
ALLAHUMMA LAKALHAMDU …. “Ya Allah, segala puji bagi-Mu”.
WA ILAIKAL MUSYTAKA …. “Hanya kepadamu, Ya Allah, kami berkeluh kesah”.
WA ANTAL MUSTA’AAN…. “Engkaulah daerah meminta pertolongan”
WA LAA HAWLA WALAA QUWWATA ‘ILLAA BILLAHIL’ALIYYIL’ADZHIM ……. “Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan proteksi Allah yang Maha tinggi dan Maha Agung”
Nabi Musa pun mengucapkan doa itu dan memukulkan tongkatnya kembali ke maritim merah, dan tiba tiba dasar maritim meninggi menjadi dangkal dari air maritim dan angin bertiup kencang sehingga membelah lautan merah.
Dalam sebuah riwayat yang disampaikan Abdullah bin Mas’ud, ia berkata: ”Rasulullah saw bersabda: ”maukah kalian saya ajarkan beberapa kalimat yang telah diucapkan oleh Nabi Musa as knorma dan moral ia mengarungi lautan bersama Bani Isroil?”
Lalu kami berkata: ”tentu ya Rasulullah”
Nabi bersabda: ”ucapkanlah oleh kalian, ”ALLAHUMMA LAKAL HAMDU WA ILAIKAL MUSYTAKAA WA ANTAL MUSTA’AN WA LAA HAULA WA LAA QUWATA ILLA BILLAHIL ALIYIL ADHIIM”
Syekh Al-A’masy berkata: ” maka saya tidak pernah meninggalkan kalimat do’a itu sejak saya mendengarnya dari saudara kandungku, yakni Al-Asadiy Al-kufiy, dan ia mendapatkan dari Sayyidina Abdullah ra.”
Syekh Al-A’masy berkata: ”telah tiba kepadaku AAt —sebangsa malaikat— ia berkata: ”wahai sulaiman masukkan pada do’a tersebut dengan kalimat ini:
وَنَسْتَعِيْنُكَ عَلَى فَسَادٍ فِيْنَا وَنَسْأَلُكَ صَلاَحَ أَمْرِنَا كُلِّهِ
WA NASTA’INUKA ‘ALA FASAADI FIINA WA NAS’ALUKA SOLAAHA AMRINAA KULLIHI”
(dan kami memohon pertolongan-Mu atas kerusakan yang ada pada kami, dan kami memohon kepada-Mu kebaikan urusan kami seluruhnya).
Itulah doa knorma dan moral kepepet untuk menghadapi duduk kasus yang besar yang rasanya kita sendiri tidak mamapu meneyelesaikannnya. Semoga memberi manfaat.
Advertisement