'/> Cara Menjaga Kesehatan Badan Secara Alami Dengan Mengikuti Referensi Hidup Nabi Muhammad Saw -->

Info Populer 2022

Cara Menjaga Kesehatan Badan Secara Alami Dengan Mengikuti Referensi Hidup Nabi Muhammad Saw

Cara Menjaga Kesehatan Badan Secara Alami Dengan Mengikuti Referensi
Hidup Nabi Muhammad Saw
Cara Menjaga Kesehatan Badan Secara Alami Dengan Mengikuti Referensi
Hidup Nabi Muhammad Saw

Cara menjaga kesehatan badan secara alami remaja ini menjadi perhatian semua orang. Pasalnya akhir-akhir ini muncul banyak sekali macam penyakit gres mengerikan yang sanggup membunuh siapapun.


Kesehatan yaitu harta yang lebih berharga dari pada masakan atau kekayaan apapun. Ilmu sains dan kedokteran menjadi teladan utama bagi masyarakat dalam memperolah hidup sehat. Padahal Allah SWT telah menjelaskan bahwa pada Al-Qur’an dan kehidupan Nabi Muhammad SAW terdapat banyak petunjuk perihal ‘cara menjaga kesehatan badan secara alami’, bagi orang-orang yang mau berfikir.


”Hai manusia, bahwasanya telah tiba kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57)


Berikut merupakan 3 faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan badan secara alami berdasarkan sains islam.


Faktor Pola Hidup


Faktor terbesar yang mempengaruhi tingkat kesehatan insan yaitu pola hidup. “Penyembuh dan petunjuk-petunjuk” dalam Q.S.Yunus diatas sanggup diartikan sebagai pola hidup yang dibawa Rasulullah SAW. Pola hidup tersebut menjadi resep ‘cara menjaga kesehatan badan secara alami’.


Rasulullah SAW hanya dua kali sakit selama hidupnya bukan semata-mata dia seorang Nabi lantas tingkat ketahanan tubuhnya lebih besar lengan berkuasa dari pada insan pada umumnya, tetapi alasannya yaitu dia diberi hidayah kepandaian oleh Allah untuk mengatur pola hidup yang sehat. Agar umatnya sanggup meneladaninya sebagai panduan “cara menjaga kesehata tubuh”.


Rasulullah SAW sangat memahami kebutuhan tubuhnya secara proporsianal. Beliau SAW seakan mengerti perihal ilmu kimia dan biologi sehingga akil dalam mengkombinasikan masakan biar gampang dicerna oleh tubuh. Beliau SAW tahu apa saja acara keseharian yang ringan namun baik bagi kesehatan tubuh. Misalnya dalam hadist ini:


عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ ثُمَّ قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْلَمْتُ وَجْهِى إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِى أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ وَاجْعَلْهُنَّ مِنْ آخِرِ كَلاَمِكَ فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ مُتَّ وَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ


Dari Barra’ bin ‘Azib, bahwasannya Rasulullah saw bersabda apabila kau hendak tidur, maka berwudlulah ibarat wudlumu untuk shalat, kemudian berbaringlah di sisi kanan, kemudian bacalah do’a (yang artinya) “Ya Allah bahwasanya Aku telah tundukkan wajahku kepadaMu, dan saya serahkan urusanku kepadaMu, dan saya tundukkan punggungku di hadapan-Mu dengan penuh harapan dan rasa takut kepadaMu. Tidak ada daerah berlindung dan daerah menyelamatkan diri dariMu melainkan kepada-Mu, saya beriman kepada kitab yang Engkau telah turunkan dan beriman kepada Nabi yang Engkau telah utus”, dan jadikanlah kalimah itu sebagai final perkataanmu, kalau engkau mati pada malam hari itu, kau mati dalam keadaan fitrah


Seperti makan-minum dengan duduk, tidur miring ke kanan, selalu menjaga wudhu, makan secukupnya, olah raga, puasa dan lain-lain (bisa dipelajari dalam penggalan tersendiri). Maka sanggup dikatakan bahwa Rasulullah SAW jarang sakit alasannya yaitu bisa mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, dia sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Sehingga mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah yaitu sebuah keniscayaan menuju hidup yang sehat jasmani dan Ruhani.


Rasulullah SAW yaitu teladan segala urusan, termasuk dalam menjaga kesehatan  tubuh. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada dia SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Apabila seseorang sering sakit-sakitan, mungkin saja alasannya yaitu dia tak pernah menghiraukan sunah-sunah Rasulullah SAW sehingga pola hidup sehari-harinya kurang sehat.


Faktor Pola Makan


Faktor kedua yang sangat mempengaruhi kesehatan insan yaitu makanan. Nabi SAW telah menawarkan keteladanan:


عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ  مَا مَلأَ آدَمِىٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ


Dari Ma’dikarib, bahwasannya ia berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda “Tiada ada ember anak Adam yang diisi oleh insan yang lebih jelek dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar sanggup menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka kalau tidak mau, maka ia sanggup memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)


Kebanyakan insan berlebihan dalam hal makan. Mereka melaksanakan segala macam cara untuk memenuhi kepuasan makannya, dengan cara mengusahakan keberlimpahan materi makanan. Demi keberlimpahan materi masakan seringkali insan mengabaikan efek materi masakan terhadap kesehatan. Bahan masakan yang baik bagi badan tentunya yaitu materi alami yang tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia buatan.


Sungguh ironi memang, bahwa ketika ini semakin sulit menemukan materi masakan (nabati/hewani) yang bebas dari obat kimia dan rekayasa genetika manusia. Penggunaan obat kimia semakin menggebu-gebu seiring dengan munculnya banyak sekali macam hama pada beberapa kurun waktu terakhir. Hama-hama itu tiba berduyun-duyun dari negeri antah barantah. Hama-hama itu sudah tidak bisa lagi ditangani dengan cara konvensional, bahkan semakin tidak sanggup dikendalikan dengan obat-obatan kimia biasa.


Saat hama-hama itu dibasmi dengan suatu pestisida maka kekebalannya secara komunal akan semakin bertambah pada generasi-generasi berikutnya. Sehingga penggunaan pestisida oleh para petani selalu meninggat. Semakin besar penggunaan pestisida akan semakin membahayakan kesehatan manusia.


Diantara sayuran yang paling banyak memerlukan materi kimia yaitu kacang panjang, gambas, terong, kubis, sawi, timun dan kol. Sementara buahnya yaitu tomat, melon dan semangka. Mereka seakan tak bisa hidup tanpa pestisida dan insektisida kimia. Para petani tidak bisa disalahkan alasannya yaitu mereka tidak mau merugi.


Karena undangan pasar yang terus bertambah menciptakan petani semakin ingin meningkatkan hasil panennya sehingga tidak sedikit para petani yang memakai obat-obatan kimia secara berlebihan. Padahal obat-obat kimia dan rekayasa tersebut masih diragukan keamanannya. Itu saja terkadang  para petani masih gagal panen.


Untuk mendapat hasil yang sebanyak-banyaknya ketika ini para peternak juga memakai macam-macam pakanan yang perlu diwaspadai keamanannya. Masyarakat memang tidak bisa secara pribadi menghindar dari semua produk masal itu , tetapi paling tidak bisa mengurangi ketergantungannya. Memilih bahan-bahan masakan alami yang bebas dari zat kimia buatan yaitu jalan terbaik menuju hidup sehat, insyaAllah.


Bagi masyarakat perkotaan, untuk mendapat itu semua memang membutuhkan dana belanja yang lebih besar. Tapi yakinlah bahwa biaya pengobatan bila sakit keras itu lebih mahal. Beruntung bagi yang hidup di wilayah pedesaan. Pekarangan yang luas memungkinkan untuk melaksanakan budidaya sayuran organik yang sehat ibarat bayam, kemitir, kangkung, daun ubI jalar dan ubi kayu, daun mlinjo, daun pepaya, pepaya muda, bunga pisang, nangka muda, bambu muda, manisah dan masih banyak lagi.


Bisa juga memakai pot-pot dan polobek sederhana untuk menanam. Memungkinkan budidaya buah organik ibarat pisang, mangga, jambu, nangka, pepaya, rambutan, dll. Memungkinkan juga untuk mendapat ikan-ikan dan daging segar hasil peliharaan sendiri. Makara memanfaatkan bahan-bahan masakan organik/alami dan menjauhi masakan instant yaitu langkah sempurna untuk memastikan keluarga menuju hidup sehat.


Selain itu hindari penyedap rasa buatan, dan beralih ke bahan penyedap rasa alami.


Faktor Fikiran


Faktor ketiga yaitu panjang angan-angan. Dalam suatu hadits, bersabda Nabi saw. : “Sesuatu yang paling mengkhawatirkan dan saya khawatir atas kau yaitu dua hal : Panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Dan bahwasanya panjang angan-angan menciptakan lupa kepada akhirat, sedang mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran”.


Sudah jelas, bahwa orang yang tak bisa mengendalikan “angan impiannya yang menjulang tinggi” atau “kekecewaannya yang mendalam” akan lebih gampang terjangkit banyak sekali macam penyakait. Ini merupakan ranah para psikolog.


Untuk itu marilah kita kendalikan angan, untuk menjaga kesehatan badan secara alami.


Allahu A’lam



Advertisement

Iklan Sidebar